Usul Gerbong Merokok di Kereta Api: Gibran Kasih Jawaban Menohok!

banner

Bayangin deh, lagi asik-asikan naik kereta, terus kebayang pengen nyebat sebatang. Nah, seorang anggota DPR punya ide menarik nih, yaitu bikin gerbong khusus buat ngerokok di kereta. Alasannya simpel, biar yang pengen ngerokok bisa tetap nyaman, dan yang nggak merokok juga nggak keganggu. Tapi, ide ini langsung dapat tanggapan dari berbagai pihak, termasuk dari Mas Gibran, yang punya pandangan sendiri soal masalah ini.

Ide Gerbong Merokok: Pro dan Kontra

Usulan gerbong merokok ini sebenarnya bukan barang baru di dunia perkeretaapian. Di beberapa negara, konsep ini sudah diterapkan dengan berbagai model. Ada yang benar-benar gerbong terpisah dengan ventilasi khusus, ada juga yang areanya lebih kecil dan terintegrasi dengan gerbong lain. Tujuan utamanya tetap sama, yaitu memfasilitasi perokok tanpa mengganggu kenyamanan penumpang lain. Tapi, ya namanya juga ide, pasti ada yang pro dan kontra.

Yang setuju biasanya mikir, ini solusi win-win. Perokok nggak perlu kucing-kucingan buat nyari tempat sembunyi buat ngerokok, dan yang nggak merokok juga nggak perlu terganggu asap. Selain itu, dengan adanya gerbong khusus, potensi perokok melanggar aturan dan merokok sembarangan juga bisa diminimalisir. Jadi, semua senang, semua nyaman.

Tapi, yang kontra juga punya alasan kuat. Pertama, masalah kesehatan. Walaupun ada ventilasi, tetap saja ada risiko asap rokok menyebar ke gerbong lain, apalagi kalau ventilasinya nggak maksimal. Kedua, masalah biaya. Bikin gerbong khusus itu butuh dana yang nggak sedikit. Belum lagi biaya perawatan dan operasionalnya. Pertanyaannya, apakah dana sebesar itu lebih baik dialokasikan untuk meningkatkan fasilitas kereta api yang lain, misalnya perbaikan toilet atau penambahan pendingin udara?

Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa ini sama saja dengan melegalkan sesuatu yang sebenarnya kurang baik. Merokok itu kan nggak sehat, dan dengan menyediakan fasilitas khusus, seolah-olah kita membenarkan kebiasaan tersebut. Apalagi, kampanye anti-rokok terus digencarkan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Kata Mas Gibran Soal Gerbong Merokok

Nah, yang paling menarik adalah tanggapan dari Mas Gibran. Dengan gayanya yang khas, beliau dengan tegas menyatakan ketidaksetujuannya terhadap ide gerbong merokok. Alasannya sederhana, tapi ngena banget: “Nggak setuju. Nggak usah ada gerbong merokok.” Singkat, padat, dan jelas. Mas Gibran sepertinya lebih concern terhadap kesehatan dan kenyamanan seluruh penumpang, tanpa terkecuali.

Tentu saja, tanggapan Mas Gibran ini memicu berbagai reaksi. Ada yang setuju banget, karena sejalan dengan pandangan mereka tentang kesehatan dan kenyamanan. Ada juga yang sedikit kecewa, karena merasa aspirasi mereka sebagai perokok tidak didengarkan. Tapi, begitulah demokrasi, pendapat bisa berbeda-beda. Yang penting, semua bisa menyampaikan pendapatnya dengan cara yang baik dan sopan.

Sebenarnya, kalau kita lihat lebih jauh, masalah merokok di tempat umum ini memang kompleks. Di satu sisi, perokok juga punya hak untuk menikmati kebiasaannya. Di sisi lain, non-perokok juga punya hak untuk menghirup udara bersih dan sehat. Mencari titik temu antara dua kepentingan ini memang nggak mudah. Perlu ada kompromi dan saling pengertian.

Di beberapa negara, solusi yang diambil adalah dengan menyediakan area merokok khusus di tempat-tempat umum, termasuk di stasiun kereta api. Area ini biasanya terpisah dari area non-merokok, dan dilengkapi dengan ventilasi yang baik. Dengan begitu, perokok bisa tetap merokok tanpa mengganggu orang lain. Tapi, ya tetap saja, namanya juga asap rokok, pasti ada saja yang keciuman, apalagi kalau anginnya lagi kencang.

Alternatif Solusi untuk Perokok di Kereta

Kalau memang gerbong merokok bukan solusi yang ideal, lalu bagaimana dong nasib para perokok yang pengen naik kereta? Tenang, masih ada beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan. Pertama, dengan memanfaatkan teknologi. Sekarang kan sudah banyak tuh rokok elektrik atau vape yang diklaim lebih aman dari rokok konvensional. Mungkin, penggunaan rokok elektrik bisa diizinkan di area tertentu di dalam kereta, tentu saja dengan aturan yang ketat.

Kedua, dengan meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan para perokok. Caranya, dengan memberikan sosialisasi yang intensif tentang bahaya merokok dan pentingnya menjaga kesehatan orang lain. Selain itu, petugas kereta api juga harus lebih tegas dalam menindak perokok yang melanggar aturan. Jangan sampai ada yang lolos dari pantauan.

Ketiga, dengan menyediakan fasilitas yang memadai di stasiun. Misalnya, dengan membuat area merokok yang nyaman dan representatif di setiap stasiun. Dengan begitu, perokok bisa puas-puasin ngerokok sebelum naik kereta, dan nggak perlu lagi kepikiran buat ngerokok di dalam kereta. Intinya, semua pihak harus saling menghormati dan menghargai. Perokok menghormati hak non-perokok, dan non-perokok juga menghargai hak perokok, selama tidak melanggar aturan dan norma yang berlaku.

Selain itu, penting juga untuk diingat bahwa merokok itu adalah pilihan pribadi. Setiap orang punya hak untuk memilih apakah mau merokok atau tidak. Tapi, pilihan tersebut jangan sampai merugikan atau membahayakan orang lain. Jadi, mari kita cari solusi yang terbaik untuk semua, demi kenyamanan dan kesehatan kita bersama.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com